Dulu saat masih kerja sebagai rekruter, gue sering ngerasa stuck alias mentok. Mentok di list kandidat, mentok di angka offering, mentok di headcount yang nggak closing-closing.
Kalo udah mentok gitu, biasanya gue coba ganti fokus gue dari hunting ke serving.
“How am I going to serve today?”
Seketika opsi gue jadi lebih banyak. Motivasinya bukan lagi “mengejar”, tapi “mendorong”.
Ada kandidat yang bisa gue bantu prepare buat interview atau kasih feedback tambahan setelah nggak lolos interview. Ada kandidat yang berhak dapet apresiasi lebih karena kooperatif. Ada junior recruiter yang bisa gue ajak ngobrol, sharing with them what I wish I would’ve done better when I was in their shoes, dll.
Tujuannya supaya gue inget lagi kenapa gue ngelakuin apa yang gue lakuin ini. To remind ourselves and others that we matter.
Apapun profesi lo, sebesar apapun tim lo, akan ada masanya lo ngerasa sendirian. Feels like it’s you against the (corporate) world. Dan di saat-saat seperti itu, it’s okay to reach out. Ask for help or even better, give one.
Sometimes having an empty cup isn’t the case.
Sometimes it’s an overflowing cup that needs to be shared.
Sama halnya dengan yang gue lakuin sekarang. I bake and I sell what I bake. Ketika fokus gue adalah “Jualan, jualan, jualan!”, thinking hard how to convert to sales, toko gue malah kayak lebih sepi. Dan gue jadi makin overthinking, ngerasa gagal. As if everything I did would mean nothing. It sucks.
Akhirnya balik lagi ke apa yang bisa gue lakuin.
Mungkin hari ini gue cuma respon 1-2 pertanyaan pembeli. Mungkin hari ini gue cuma nulis reflection kayak gini. But that’s the essence of our being: To serve in a way that we can with what we have at the moment.
So, how about you?
How are you going to serve today?
Be First to Comment